Langsung ke konten utama

Belajar Tentang Kehidupan Dari Teater

Suatu hari guru teater saya pernah berkata, "Belajar teater dari hidup dan belajar hidup dari teater."
Beliau mencontohkan salah satu hal yang bisa dipelajari dari teater adalah adanya pembagian tugas. Ada yang menjadi sutradara, pemeran utama, pemeran pendukung, pemain figuran, pengatur tata cahaya (lighting), pengatur tata suara dan musik, penata properti dan tugas2 lainnya. Semua saling bekerja sama bersinergi menampilkan sebuah pertunjukan yang bisa dinikmati oleh penonton.

Pembagian tugas itu hal mutlak. Tidak mungkin semua orang itu menjadi pemain utama, tidak mungkin juga semua menjadi sutradara. Semua harus bisa berbagi peran, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing2, untuk mencapai tujuan bersama.

Begitu pula dalam kehidupan. Ada pembagian tugas di dunia ini. Ada yang jadi presiden, menteri, pengusaha, karyawan, penjual makanan di warung, buruh, kuli bangunan dan sebagainya. Tidak mungkin semua menjadi presiden. Yang terpenting adalah semua bekerja sebaik mungkin dengan tugasnya masing2 dan saling menghormati tugas orang lain.

Saya rasa guru teater kami saat itu menyampaikan wejangan tersebut pada momen yang tepat. Salah satu anggota teater kami sedang kesal karena lagi2 dia hanya dapat peran sebagai pemain figuran. Namun mendengar penjelasan guru teater tersebut membuat wajahnya kembali cerah dan bersemangat lagi. Dia menyadari jatah perannya saat itu memang harus menjadi pemain figuran. Dia sadar jika ia ingin menjadi pemain utama, dia harus bisa meningkatkan kemampuan aktingnya lebih giat lagi.

Jika kita semua menyadari tentang pembagian tugas ini. Kita akan lebih bisa menghormati sesama. Mungkin tidak ada lagi razia warung makan di siang hari saat bulan Ramadhan. Kita harus tahu bahwa di sanalah sumber nafkah bagi dia dan keluarga. Jika semua barang dagangannya disita, bagaimana dia mencari nafkah? Jika hal tersebut dilakukan karena mematuhi Perda, maka Perda itu bisa direvisi jika dirasa tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu...

Olahraga di Club House Valencia

Sejak akhir November lalu saya mempunyai kegiatan baru di sore hari. Kegiatan tersebut adalah berolahraga di Club House Valencia. Jika ada waktu dan istri mengijinkan, maka sepulang kerja saya langsung menuju ke tempat tersebut untk berolahraga.

Kopdar Bareng Bu Bertiana

Kemarin saya kopdar bareng Bu Bertiana. Ini adalah kali kedua saya berkesempatan untuk bisa kopdar sama beliau. Bedanya kalau dulu saya cuma sendiri, kemarin saya ajak keluarga. Sebagaimana yang dulu, beliau orangnya selalu ramah, humoris dan tidak pelit berbagi ilmu. Beliau yang sudah pernah menjelahi berbagai negara (SG, HK, dsb) ini begitu banyak wawasan dan pengalaman. Ngobrol dengan beliau waktu 2,5 jam seakan tak terasa. Tahu - tahu udah jam 2 aja. Selain tidak pelit berbagi ilmu, beliau juga senang berbagi makanan. Waktu pulang saya dikasih 3 box makanan. Semuanya adalah produk makanan hasil olahan beliau sendiri. Ada peyek kacang, ada sumpia gurih dan sumpia pedas. Waktu saya memakanannya, rasanya sungguh endes. Gurih dan renyah. Cocok untuk camilan maupun dipadu dengan menu lain. Maka tak heran jika makanan tersebut dipesan oleh pembeli dari berbagai pulau di Indonesia. Baik Sumatra, Kalimantan maupun Jawa. Bagi yang ingin memesannya lewat m...