Langsung ke konten utama

Serangan DBD (Demam Berdarah Dengue)

Kamis malam badan saya mulai panas, kepala pusing, dan mulut terasa pahit. Besok paginya (hari Jum'at) melalui media grup di WhatApps saya minta ijin kepada bos saya untuk masuk kerja hingga kondisi saya pulih. Bos saya pun memberi ijin dan mengirim salah satu karyawannya ke rumah saya. Kedatangan teman kerja saya tersebut, untuk mengantar saya untuk berobat ke Puskesmas terdekat.

Dari hasil pemeriksaan klinis, dokter belum bisa memastikan penyakit saya. Beliau masih mengangap sebagai demam biasa. Beliau berpesan kepada saya, jika selama 3 hari masih panas, silahkan hari Senin melakukan tes darah agar diketahui penyakitnya.


Akhirnya saya pun pulang dengan membawa beberapa obat seperti Paracetamol dan Amoxicillin. Selama 3 hari badan saya panas dan tidak enak makan. Orang tua dan mertua saya datang menjenguk untuk melihat kondisi saya pada hari Sabtu. Mereka memberi nasehat agar saya fokus beristirahat, tidak perlu banyak pikiran dan tetap makan supaya kondisi cepat pulih.

Waktu berlalu hingga pada malam senin, hidung saya mulai mimisan. Hal itu terjadi beberapa kali, yakni saat sore hari sehabis sholat maghrib dan ketika saya tidur jam 11 malam. Saya berusaha tetap tenang dan tidak panik. Saya merasa kasihan jika istri saya terlalu terbebani pikirannya akan mempengaruhi pertumbuhan anak saya yang lagi berumur 9 bulan.

Pagi harinya, hari Senin badan saya sudah tidak panas lagi, rasa pusing di kepala saya pun sudah hilang dan saya pun sudah enak makan. Saya merasa sudah sehat dan bersiap untuk mulai berangkat kerja. Namun orang tua dan istri saya tetap ngotot agar saya melakukan tes darah. Akhirnya saya melakukan tes darah di puskesmas terdekat. Hasilnya pun keluar, trombosit dalam darah saya kurang dari standar. Normalnya trombosit dalam darah itu antara 150rb - 450rb ternyata punya saya hanya 116rb. Ini merupakan indikasi gejala Demam Berdarah (DBD). Dokterpun memberikan surat rujukan kepada saya agar dirawat di Rumah Sakit. Saya segera pulang dan memberitahukan hal ini kepada keluarga. Saya pun berangkat ke rumah sakit. Sampai di sana kembali saya dilakukan tes darah, dan hasilnya hanya dalam waktu kurang dari 3 jam, trombositnya sudah drop hingga 50rb.

Para tim medis segera mencarikan saya sebuah ruang perawatan Kelas 1 di Rumah Sakit tersebut. Saya pun menempati ruang Mawar. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya (dan semoga yang terakhir) sebuah jarum infus menancap di tangan saya. Singkat cerita saya harus opname selama 4 hari di rumah sakit. Setiap pagi, saya diambil sampel darah untuk dilakukan pengecekan. Adapun perkembangan trombosit dalam darah saya adalah sebagai berikut :
  • Hari Senin pagi di Puskesmas = 116 ppm
  • Senin siang di rumah Sakit = 50 ppm
  • Selasa pagi = 30 ppm
  • Rabu pagi = 47 ppm
  • Kamis pagi = 97 ppm
  • Jum'at pagi = 197 ppm
Akhirnya saya diperbolehkan pulang pada jum'at sore setelah dokter yang memeriksa saya sudah memberikan ijin kepada saya untuk rawat jalan. Satu hal yang masih saya ingat selama di rumah sakit, saya banyak minum jus jambu biji merah, kalau dijumlah mungkin sekitar 3 liter yang sudah saya minum. Herannya bukannya merasa eneg, saya justru tambah suka dengan jambu biji merah baik dalam bentuk buah maupun jus.

Selama 3 hari (Sabtu, Minggu, Senin) saya masih harus istirahat di rumah untuk pemulihan kondisi. Hari Senin saya melakukan kontrol kesehatan ke dokter. Dan kata dokter, saya sudah boleh masuk kerja lagi pada hari selasa. Banyak pekerjaan yang menunggu saya selama saya libur. Memang sih sudah ada Plt yang menggantikan tugas saya selama saya ijin, namun akan lebih mantap jika saya melakukan cross check dan mengecek berbagai transaksi yang sudah berjalan.

Pesan saya sebagai orang yang pernah terkena DBD. Terkena penyakit Demam Berdarah itu sungguh tidak menyenangkan. Tetap waspada dan lakukan 3 M plus.
1. Menutup
Tutuplah rapat-rapat bak mandi, agar nyamuk tidak masuk dan bersarang di dalamnya, karna nyamuk senang menetas di air bersih yang menggenang.
2. Menguras
Kuraslah bak mandi, minimal 1 minggu sekali, agar nyamuk tidak masuk dan bersarang didalamnya.
3. Menimbun
Timbun kaleng atau wadah kosong yang berisi air ke dalam tanah, agar nyamuk tidak menemukan tempat untuk bertelur.
 
Plus Mengoleskan Lavenda untuk mencegah gigitan nyamuk di tubuh anda. (kok malah jadi iklan???)

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.