Langsung ke konten utama

Pelajaran dari Simbah

Waktu di Bandung kemarin, ada 2 hari waktu senggang. Hari itu adalah hari Sabtu dan Senin. Hari sabtu saya gunakan untuk jalan - jalan bareng adik keliling Kota Bandung. Kangen rasanya sudah lama tidak jalan - jalan bareng dia.


Sambil jalan - jalan, kami mampir ke beberapa Toko untuk membeli beberapa perlengkapan untuk hari acara hari minggu. Kami juga mampir ke tukang pangkas rambut untuk merapikan potongan rambut kami. Dan terakhir, kami jajan bareng di warung Batagor favorite kami saat masih sama - sama di Bandung. Selama perjalanan kami saling berbagai pengalaman tentang berbagai hal, terutama soal kehidupan setelah menikah.

Hari Senin, saya gunakan untuk mengunjungi 2 orang Blogger asal Bandung, yakni ke rumah Bu Dey di Parongpong dan ke tempat kerjanya Teh Nchie Hanie di ITC Kebon Kelapa.

Di rumah Bu Dey, saya ketemu dengan simbah yang aslinya orang Jawa. Saya pun ngobrol ngalor ngidul dengan simbah. Simbah yang ternyata masih bisa berbahasa jawa tersebut, enak diajak ngobrol. Dari obralan tersebut,ada beberapa kata - kata beliau yang menarik, yaitu :

Ngobrol dengan Simbah di rumah bu dey


Courtesy of bu dey

1. Negara yang kuat harus mempunyai 3 kekuatan utama
Tiga kekuatan utama tersebut yakni Kekuatan Ideologi, Kekuatan Ekonomi, Kekuatan Militer. Simbah berpendapat bahwa tanpa ketiga kekuatan tersebut, sebuah negara akan mudah dihancurkan oleh negara lain.

2. "Walaupun saya mantan tentara, saya tidak akan memilih Calon presiden yang dari militer." 
Beliau berpendapat bahwa dua kali negara ini dipimpin oleh orang militer, negera ini jadi tidak karuan. Korupsi merajalela dan KKN dimana - mana, menjadi alasan utamanya. Jika beliau sudah berpendapat seperti itu, maka kemungkinan beliau akan memilih Capres yang berlatar belakang warga sipil, bisa jadi Rhoma Irama, Abu Rizal Bakrie, Jokowi, atau Jusuf Kalla.

3. Partai lebih tahu kwalitas para kadernya. 
Beliau berpendapat bahwa pemilihan Caleg dengan model pemilihan langsung hanya buang - buang uang saja. Masyarakat mana tahu bibit, bobot dan bebet para calon legislatif yang harus mereka coblos. Kenal saja ndak?? Beliau lebih setuju dengan model pemilihan yang seperti jaman dulu. Pilih partainya saja biar partai yang menentukan siapa - siapa yang pantas menduduki kursi legislatifnya.

4. Ajaran sekolah sekarang, model pembelajarannya kurang tepat.
Jaman dulu seorang anak yang sekolah, dia harus dibuat senang dan semangat dulu untuk bersekolah sehingga ketika menerima pelajaran dia akan menerima dengan senang hati dan tanpa paksaan. Ilmupun akan lebih mudah diterima dan diserap.

Jaman sekarang terbalik. Anak dipaksakan untuk bersekolah pada umur tertentu. Dorongan dalam diri anak menjadi memberontak, dia sekolah dengan terpaksa, dia bersekolah tapi pikiran tidak disitu, ilmupun tidak mudah untuk masuk ke pikiran siswa.

Oh ya saya juga diajari beberapa cara mengkalikan bilangan dengan cepat dan tepat. Contohnya yaitu 12 X 12, 16 X 15, dan lain - lain. Ternyata mudah sekali kalau pakai caranya simbah.

Nah itu beberapa hal menarik dari obrolan saya dengan simbah. Maaf kalau ada beberapa tulisan saya yang keliru, maklum kejadiannya sudah beberapa hari yang lalu sih ya.

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.