Langsung ke konten utama

Membuat Perpustakaan Mini dan resensi buku dalam sebuah Blog


Tahun 2013 akan segera berakhir. Dan akan berganti dengan tahun 2014. Mungkin para sahabat sudah mempunyai rencana dan planning yang akan dilakukan di Tahun 2014. 

Nah, di Tahun 2014 saya mempunyai sebuah proyek monumental. Proyek tersebut adalah membuat sebuah Perpustakaan Mini dan membuat resensi buku dalam sebuah blog. Perpustakaan dan blog tersebut nantinya akan saya beri nama “Perpustakaan Latifa”. Nama ini diambil dari nama anak saya yaitu ‘Aisyah Latifa’.

Mungkin sahabat banyak yang bertanya mengapa saya mempunyai ide untuk membuat sebuah Perpustakaan Mini ??

Jadi ceritanya begini. Saat ini saya tinggal di kampung halamanku di Muntilan bareng istri dan putri saya. Seperti kebanyakan para ibu – ibu lain, istri saya sering kumpul – kumpul bareng ibu – ibu tetangga. Dan markas untuk kumpul – kumpul tersebut biasanya di rumah saya.

Memang sih, sejauh ini tujuan kumpul – kumpul para ibu – ibu tersebut terhitung baik. Mereka saling tukar pikiran dan sharing – sharing tentang banyak hal. Baik tentang cara merawat dan mendidik anak, tentang update harga kebutuhan belanja, tentang cara menghemat uang belanja dan sebagainya.

Namun ada kekhawatiran dalam diri saya jika acara kumpul – kumpul tersebut berujung ke acara Gosip -menggosip dan menggunjing orang lain. Dan yang lebih mengkhawatirkan adalah jika kebiasaan tersebut diikuti oleh anak – anak. Jadi bukannya dapat manfaat malah mendapat mudharat. Betul tidak ??

Maka saya mempunyai ide untuk membuat sebuah Perpustakaan Mini di tahun 2014. Ibu – ibu yang datang, selain bisa sharing dan tukar pikiran juga bisa menambah wawasan dengan membaca buku- buku yang bermanfaat. Dengan begitu insya Allah bisa meminimalkan kemungkinan untuk  bergosip ria.

Sebagian koleksi buku saya
Saat ini sudah ada sekitar 300 buku di rak buku saya. Buku tersebut terdiri dari buku fiksi, non fiksi, buku novel, komik, buku sejarah, buku tafsir Al-Qur’an, buku hadist, dll. Kebanyakan buku – buku tersebut saya beli ketika saya bekerja di Bandung. Sebagian lainnya berasal dari kiriman para sahabat blogger yang mengadakan kontes.

Nantinya saya akan menunjuk pengurus perpustakaan, membuat arsip serta mengelompokkan buku – buku tersebut berdasarkan jenisnya. Selain itu, saya juga akan membuat sebuah Blog khusus yang berisi resensi atau sinopsis dari buku – buku koleksi saya.

Blog tersebut sudah saya persiapkan. Alamat saat ini adalah perpustakaanlatifa.blogspot.com. Insya Allah jika saya dan istri ada rejeki, saya akan membeli sebuah domain berbayar untuk blog tersebut. Untuk hosting, biarlah sementara numpang dulu di blogger.com.

Untuk menambah koleksi buku tersebut, saya mempunyai rencana untuk menabung. Planning tersebut saya beri nama “Two Thousand per day for one book a month”. Nantinya saya akan menyisihkan uang 2000 setiap hari untuk membeli 1 buku tiap bulan.

Uang 2000an (gambar dari http://ups-seru.blogspot.com)
Selain itu, saya juga akan berikhtiar untuk mengikuti kontes yang diadakan para sahabat. Terutama yang hadiahnya buku. Jika saya beruntung, saya bisa menambah koleksi buku saya dari hasil Blog kontes tersebut.

Nah begitulah proyek monumental saya di tahun 2014. Yakni membuat sebuah perpustakaan mini dan membuat resensi buku dalam sebuah blog. Semoga keinginan saya tersebut bisa terwujud di Tahun 2014. Amieeen.


Komentar

  1. Semoga lekas terlaksana ya membuat perpustakaan mininya

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan : Proyek Monumental Tahun 2014
    Akan saya catat sebagai peserta
    Keep blogging
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  3. 2 ribu satu buku.... otak kita bertemu pada satu titik yang sama.... semoga sukses perpus mininya dan saya akan menyusul.... respect! walk!

    BalasHapus
  4. keren nihh.. mau ditiru ah..
    buku-buku saya belum banyak sih tapi dari dulu memang ingin sekali punya perpustakaan pribadi begini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, biar bisa berbagi juga buat orang lain

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu...

Kopdar Bareng Bu Bertiana

Kemarin saya kopdar bareng Bu Bertiana. Ini adalah kali kedua saya berkesempatan untuk bisa kopdar sama beliau. Bedanya kalau dulu saya cuma sendiri, kemarin saya ajak keluarga. Sebagaimana yang dulu, beliau orangnya selalu ramah, humoris dan tidak pelit berbagi ilmu. Beliau yang sudah pernah menjelahi berbagai negara (SG, HK, dsb) ini begitu banyak wawasan dan pengalaman. Ngobrol dengan beliau waktu 2,5 jam seakan tak terasa. Tahu - tahu udah jam 2 aja. Selain tidak pelit berbagi ilmu, beliau juga senang berbagi makanan. Waktu pulang saya dikasih 3 box makanan. Semuanya adalah produk makanan hasil olahan beliau sendiri. Ada peyek kacang, ada sumpia gurih dan sumpia pedas. Waktu saya memakanannya, rasanya sungguh endes. Gurih dan renyah. Cocok untuk camilan maupun dipadu dengan menu lain. Maka tak heran jika makanan tersebut dipesan oleh pembeli dari berbagai pulau di Indonesia. Baik Sumatra, Kalimantan maupun Jawa. Bagi yang ingin memesannya lewat m...

Salah Satu Bentuk Kebohongan

Tahun 2014 lalu, seorang tokoh berkata, "Mengatakan suatu kebenaran dengan menutupi sebagian kebenaran lain itu adalah termasuk kebohongan." Contoh : 1. Seorang pejabat desa dalam suatu pertemuan berkata, "Mulai bulan depan setiap penerima raskin akan menerima bantuan beras masing2 15 kg. Naik 5 kg dari yang sebelumnya 10 kg." Bulan berikutnya memang benar masing2 penerima mendapat jatah beras 15 kg. Tetapi ternyata jumlah penerimanya berkurang dari yang tadinya 100 orang hanya menjadi 70 orang. *Pernyataan pejabat desa tersebut adalah benar bahwa jumlah beras yang diterima 15 kg tetapi dia menutupi kebenaran lain yaitu jumlah penerimanya akan berkurang. 2. Contoh kedua yaitu yang sering dilakukan operator seluler di negara kita soal tarif telepon, sms, dan internet. Dalam iklannya terlihat tarifnya murah dan terjangkau tetapi ternyata ada yang tidak disampaikan soal Syarat dan Ketentuan yang berlaku.