Langsung ke konten utama

Cicit ke sembilan

Hari rabu tanggal 6 November 2013 merupakan hari yang menggembirakan bagi keluarga kami. Pada hari itu kakak sepupuku telah melahirkan putra pertamanya. Bayi laki laki seberat 2,6 kg tersebut lahir normal.

Bagi simbah saya, kelahiran anak laki - laki tersebut menjadi cicit yang ke sembilan. Simbah saya saat usianya sudah lebih dari 71 tahun. Tetapi beliau masih kuat jalan - jalan, baik itu untuk berjualan ke pasar maupun menengok cucu dan cicitnya.

 Sembilan cicit beliau yaitu :
  1. Agung
  2. Sandro Agustino
  3. Mario Agustino
  4. Dian
  5. Dona
  6. Risma
  7. Ita Agustina
  8. Aisyah Latifa
  9. Iqbal Saputra Andriyanto
Salah satu dari sembilan cicit tersebut merupakan anak saya yakni Aisyah Latifa yang lahir sekitar 3 bulan yang lalu.

Nah bagaimana dengan kawan semua? ada yang mendapat berita gembira di bulan ini?

Komentar

  1. cicitnya beda 1 sama kakek nenekku :)

    BalasHapus
  2. waaah...hebat banget cicitnya dah 9 :D....sehat-sehat selalu ya si mbah ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amien, makasih atas doa dan kunjungannya mbak

      Hapus
  3. ada juga mas.. sepupuku baru lahriin artinya cicit neneku nambah lagi hmm jadi berapa yaa udah banyak sih sktar 20 an hehe...

    BalasHapus
  4. alhamdulilah cicitnya sudah banyak

    BalasHapus
  5. Banyak sudah ya cicitnya, Alhamdulillah mbahnya masih sehat di usia 71 tahun...

    BalasHapus
  6. sudah sepantasnyalah kita bersyukur kepada Allah yang maha memberi karuniaNya tanpa perantaraanNya tidak akan ada

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu...

Kopdar Bareng Bu Bertiana

Kemarin saya kopdar bareng Bu Bertiana. Ini adalah kali kedua saya berkesempatan untuk bisa kopdar sama beliau. Bedanya kalau dulu saya cuma sendiri, kemarin saya ajak keluarga. Sebagaimana yang dulu, beliau orangnya selalu ramah, humoris dan tidak pelit berbagi ilmu. Beliau yang sudah pernah menjelahi berbagai negara (SG, HK, dsb) ini begitu banyak wawasan dan pengalaman. Ngobrol dengan beliau waktu 2,5 jam seakan tak terasa. Tahu - tahu udah jam 2 aja. Selain tidak pelit berbagi ilmu, beliau juga senang berbagi makanan. Waktu pulang saya dikasih 3 box makanan. Semuanya adalah produk makanan hasil olahan beliau sendiri. Ada peyek kacang, ada sumpia gurih dan sumpia pedas. Waktu saya memakanannya, rasanya sungguh endes. Gurih dan renyah. Cocok untuk camilan maupun dipadu dengan menu lain. Maka tak heran jika makanan tersebut dipesan oleh pembeli dari berbagai pulau di Indonesia. Baik Sumatra, Kalimantan maupun Jawa. Bagi yang ingin memesannya lewat m...

Salah Satu Bentuk Kebohongan

Tahun 2014 lalu, seorang tokoh berkata, "Mengatakan suatu kebenaran dengan menutupi sebagian kebenaran lain itu adalah termasuk kebohongan." Contoh : 1. Seorang pejabat desa dalam suatu pertemuan berkata, "Mulai bulan depan setiap penerima raskin akan menerima bantuan beras masing2 15 kg. Naik 5 kg dari yang sebelumnya 10 kg." Bulan berikutnya memang benar masing2 penerima mendapat jatah beras 15 kg. Tetapi ternyata jumlah penerimanya berkurang dari yang tadinya 100 orang hanya menjadi 70 orang. *Pernyataan pejabat desa tersebut adalah benar bahwa jumlah beras yang diterima 15 kg tetapi dia menutupi kebenaran lain yaitu jumlah penerimanya akan berkurang. 2. Contoh kedua yaitu yang sering dilakukan operator seluler di negara kita soal tarif telepon, sms, dan internet. Dalam iklannya terlihat tarifnya murah dan terjangkau tetapi ternyata ada yang tidak disampaikan soal Syarat dan Ketentuan yang berlaku.