“Badhe tindhak pundi mbah? (Mau kemana mbah?)” tanya rudi pada seorang nenek duduk di sebelahnya.
“Arep niliki puthune neng Semarang mas. (Mau menengok cucu di Semarang mas)” jawab beliau.
“Kok namung piyambakkan kemawon mbah? (Kok Cuma sendirian aja mbah?)” tanya rudi.
“Simbah kakung wes sedo mas, simbah sakniki teng griyo piyambakkan. (mbah kakung sudah tiada mas, nenek sekarang tinggal sendiri.)” jawab beliau dengan agak sedih.
Rudi ikut sedih mendengar jawaban tersebut. Kok tega ya anaknya? Sang nenek yang sudah tua ini ditinggal sendiri.
“Putrane mboten nate nuweni teng Purworejo nopo mbah? (anaknya jarang menengok ke Purworejo ya mbah.)” tanya rudi lagi
“Nggeh kolo-kolo mas deknen dolan neng purworejo. (Ya kadang-kadang dia main ke Purworejo mas)” Jawaban beliau agak tertahan, sepertinya beliau masih berusaha membela anaknya.
Tak berapa lama kemudian kondektur datang dan menarik ongkos para penumpang termasuk nenek tersebut. Sang nenek memberikan uang sepuluh ribu dan diterima oleh sang kondektur diiringi sebuah senyuman kecil.
“Mas onten susukke mboten? (mas ada kembaliannya nggak?) tanya sang nenek kepada kondektur.
“Niki janjane kirang mbah kok malah njaluk susuk. (Ini seharusnya kurang mbak, kok malah minta kembalian)” Jawab sang kondektur tetap sabar.
Rudy yang mendengar dan menyaksikan dialog tersebut terlihat sedih. Sang nenek yang tidak tahu ongkos tetap nekat pergi demi menengok anak dan cucunya. Begitu besar perjuangannya.
“Mas menawi sampun dugi Banyumanik, kulo dielengke nggeh. (Mas kalau sudah sampai Banyumanik, saya diingatkan ya.)” kata sang nenek kepada rudy.
“nyuwun pangapunten mbah, kulo mangkeh mandhap teng Magelang mbah. (Mohon maaf mbah, saya nanti turun di Magelang.)” Jawab rudy kemudian.
“Waduh pripun nggeh, kulo niki mboten pati’o apal je Banyumanik niku sebelah pundi (Wah saya tidak begitu hafal, Banyumanik itu sebelah mana.) Kata sang nenek kemudian.
Bersambung…..................................................................
Bagaimana kisah lanjutannya?
Apakah rudy tetap akan turun di Magelang atau ikut menemani ke Banyumanik?
Apakah sang nenek bisa sampai ke tempat tujuan dengan selamat
Apakah sang anak akan merasa senang dikunjungi oleh ibunya tersebut?
Tunggu kisah lanjutannya.
Ini fiksi ta mas?
BalasHapusKulone je mboten ngertos banyumanik mas. :D
BalasHapusHmm... kira-kira gimana ya?? heheh
Ya udah, tek tunggu aja kisah selanjutnya.
Dari awal, sdah memberi inspirasi sekali bahwa, kebanyakan dari kita, sebagai anak, di kala ortu sudah mulai memasuki usia senja, justru kita semakin jauh dari mereka. :(
mesak ke temen simbah-simbah kuwi :)
BalasHapusaaah aku nggak suka cerita bersambung.. :-P
BalasHapuskeputus ditengah bagian yg seru..
yo wis lah pasrah sm yg nulis.. ditunggu kelanjutannya ya.. ;-D
tanya kernet
BalasHapus