Bisa dikatakan, hampir semua manusia sejak masih kecil mempunyai bakat untuk melakukan strategi mengiba
Saat masih kecil dulu, ketika kita menginginkan sesuatu misal : minta permen atau es krim, tetapi tidak dituruti, biasanya kita akan menangis, ngambek, atau merengek. Kemudian orang tua menjadi iba dan kasihan, sehingga mau tidak mau menuruti kemauan anaknya.
Ketika sudah menjadi semakin dewasa, ada sebagian manusia yang mampu mengembangkan kemampuan 'mengiba'-nya dan bahkan ada yang mampu melakukan improvisasi demi untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Bukan sekedar permen atau es krim seperti saat kecil dulu.
Pernah suatu ketika, ada calon kepala negara yang melakukan strategi ini. Beliau memposisikan diri sebagai pihak yang terdzolimi. Rakyat pun menjadi simpati dan kasihan kepadanya. Dengan ditambah slogan 'pilih pemimpin yang gagah dan ganteng' strategi mengiba mampu mengantarkannya menjadi pemenang.
Ada pula yang melakukan strategi mengiba agar tidak jadi dipecat oleh bosnya. Contoh yang paling lucu bisa kita lihat dalam film Get Married 2. Saat Beni, Kuntoro dan Eman akan dipecat oleh bosnya tetapi tidak jadi.
Yang paling sering saya dengar adalah strategi mengiba untuk mendapatkan cinta wanita yang disukai.
Sungguh betapa gombalnya laki laki yang berkata, "Oh rahma, aku sungguh mencintaimu. Sungguh ku tak sanggup hidup tanpamu. Lebih baik aku mati jika kau menolak cintaku."
Seorang sales juga sering menggunakan straregi mengiba untuk memasarkan produk yang dia jual.
"Tolong pak belilah produk saya. Kalau anda belum bersedia beli pakan dari saya, paling tidak belilah obat atau vitaminnya."
Kalau dia sudah mau beli tetapi baru beberapa bungkus, kemudian si Sales bilang, "Beli 1 dus sekalian ya pak. Kalau satu dus harga satuannya jadi lebih murah."
Begitulah.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.