Langsung ke konten utama

Latifa Karate Di Showroom Mobil

Suatu hari seorang pemuda diajak gurunya untuk latihan karate di Kota Magelang. Latihan itu merupakan "Latihan Spesial" sebagai bagian dari persiapan lomba karate yang akan diadakan di Kota Semarang.

Ketika sampai di tempat tujuan, sang guru menyuruh pemuda itu masuk duluan karena sang guru mau beli rokok dan minuman di minimarket dekat situ.

Si pemuda itu pun masuk ke dalam gedung. Sampai di dalam dia kaget dan terbengong - bengong. Dia berpikir "Pak guru ini mengajak ke sini mau latihan karate atau mau beli mobil, kok seluruh ruangan isinya mobil semua?"

Melihat pemuda itu bengong, mbak - mbak SPG yang wajahnya mirip Nabilah JKT48 menghampirinya. "Mas kalau mau latihan karate, tempatnya di lantai 2. Silahkan lewat tangga sebelah kanan."

Pemuda itu heran kenapa mbak SPG itu bisa tahu kalau dia mau latihan karate? Padahal dia saat itu masih pakai jaket FC Barcelona. Jangan2 mbak2 itu mempunyai indera keenam dan bisa membaca pikiran orang? Atau mbak2 itu melihat potongan rambut pemuda itu yang mirip Stephen Chow dan menebak pemuda itu pasti ke sini mau latihan karate.

Satu hal yang pasti, raut muka pemuda itu bukan seperti raut muka seseorang yang mau beli mobil. hahaha (emang raut muka orang yang mau beli mobil itu seperti apa?)

Sampai di lantai 2, pemuda itu terpukau melihat tempat latihan di sana mirip Dojo yang ada di jepang. Lantainya terbuat dari kayu dan samping kiri dan kanannya terdapat kaca berukuran besar.

Di sana ada seorang Sensei yang wajahnya mirip Heihachi Mishima dalam game Tekken. Beliau sedang latihan pernafasan di tengah ruangan. Sensei itu memberi kode kepada pemuda itu untuk segera ganti baju karate dan melakukan pemanasan.

Latihan sore itu berlangsung seru dan penuh semangat. Pemuda itu merasa latihan di sana sekali seperti latihan di sekolahan 3 kali. Aura dan semangat latihannya sungguh berbeda. Sensei itu mengajar dengan sangat tegas, disiplin dan keras. Setiap pukulan harus semangat dan bertenaga.

Begitulah kisah pemuda tersebut latihan karate di Kota Magelang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.