Langsung ke konten utama

Antara Ijazah dan Penetapan Capres

Suatu hari si Budi pernah bercerita dengan saya tentang pengalamannya saat lulus SMA.

Saat itu untuk mengambil ijazah, dia harus mendapat "approve" terlebih dahulu dari berbagai tempat.

- Pertama dia harus ke Bagian Tata Usaha, apakah dia masih punya tanggungan pembayaran atau tidak.

- Kemudian ke Bagian Perpustakaan, apakah dia masih ada buku yang belum dikembalikan atau tidak.

- Kemudian ke Bagian Kesiswaan apakah ada Pertanggungjawaban yang belum dibereskan atau tidak.

- dan beberapa tempat lainnya.

Dari pengalamannya tersebut, dia mengatakan bahwa kalo buat mengambil saja ijazah perlu syarat ini itu agar semua "clear" sebelum dia meninggalkan sekolah, mustinya untuk level yang lebih tinggi harusnya lebih diperketat lagi.

Contohnya saja penetapan Capres dan Cawapres. Semestinya sebelum melakukan penetapan, KPU sebagai pihak penyelenggara melaksanakan verifikasi terlebih dahulu ke beberapa lembaga negara.

Misal:
- Ke POLRI, apakah sang calon itu punya catatan kriminal atau tidak.

- Ke KPK, apakah beliau terkait kasus korupsi atau tidak.

- Ke Dinas Catatan Sipil, apakah dia benar warga negara Indonesia atau bukan.

- Ke Komnas HAM, apakah beliau punya kasus pelanggaran HAM atau tidak.

- Jikalau sang Calon menyertakan gelar, baik gelar Haji maupun gelar akademis, itu juga perlu dicek apakah benar atau tidak.

- Jikalau menyertakan keterangan beliau menjabat di suatu jabatan tertentu, perlu dikonfirmasi juga apakah benar beliau menjabat atau cuma gaya2an.

Nah kalau itu semua sudah 'clear' tentunya tidak akan ada simpang siur dan para calon akan lebih nyaman dalam berkampanye maupun saat menjalankan tugas nantinya.

Komentar

  1. berkunjung kemari sambil menyimak, selamat menunaikan ibadah puasa, salam. ditunggu kunjungan baliknya ya ^_^

    BalasHapus
  2. makin mantapya dengan pilihannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.