Langsung ke konten utama

Satu Orang Tiga Panggilan

Ada hal yang menurut saya lucu selama saya dirawat di rumah sakit beberapa waktu lalu. Berhubung istri saya tidak boleh menunggu saya selama di rumah sakit karena mempunyai anak yang masih kecil maka yang menunggu saya adalah ibu kandung dan ibu mertua saya. Beliau berdua bergantian menjaga, merawat dan memberikan berbagai keperluan saya selama opname. Dan tentu saja tidak ketinggalan perawat rumah sakit secara rutin mengecek tekanan darah dan suhu badan saya.


Lucunya beliau - beliau yang merawat saya mempunyai panggilan yang berbeda - beda ketika memanggil saya. Berikut ini detailnya.

Pertama ibu kandung saya, beliau selalu memanggil saya dengan panggilan "Iwan". Contohnya saat menawari saya minum beliau berkata, "Iwan mau minum apa ??" atau saat menyuruh saya tidur "Iwan jangan main HP terus, berita pemilu bisa dicari besok lagi, sekarang istirahat aja biar cepat pulih."

Beliau memang sejak kecil memanggil saya dengan panggilan Iwan. Panggilan ini diambil dari nama belakang saya yaitu Irwanto. Untuk menyebut ayah saya pun beliau menyebut "Bapakne Iwan / Bapaknya Iwan". Misalnya saat seseorang mencari ayah saya dan bertanya kepada ibu saya. Beliau akan menjawab, "Bapaknya Iwan lagi ke sawah atau Bapaknya Iwan lagi kumpulan, dsb"

Kedua ibu mertua saya, beliau senantiasa memanggil saya dengan panggilan "Nak Jier". Memang sejak pertama kali calon istri saya mengenalkan saya kepada orang tuanya, saya dikenalkan dengan nama "Mas Jier" alhasil ketika saya sudah resmi jadi menantu mereka, nama "Nak jier" senantiasa melekat sebagai nama panggilan saya. Tak terkecuali beberapa waktu lalu saat saya dirawat di rumah sakit. Beliau tetap pada pendiriannya memanggil nama saya dengan panggilan Nak Jier meskipun ibu kandung saya memanggil saya dengan panggilan "Iwan".

Ketiga, para perawat di rumah sakit. Karena nama saya Puji Irwanto, maka paling mudah mereka memanggil saya dengan panggilan "Pak Puji". Contohnya saat mereka mau mengukur tekanan darah. "Met pagi Pak Puji, di tensi dulu ya pak." atau saat mereka minta ijin untuk mengambil sampel darah saya, "Maaf pak puji, saya ambil sampel darahnya ya pak".

Secara umum saya tidak mempermasalahkan panggilan tersebut. Saya justru berterima kasih kepada beliau - beliau yang sudah bersedia untuk menunggu, merawat dan mengurus saya selama di rumah sakit. Alhamdulillah kini kondisi saya sudah kembali pulih dan bisa bekerja kembali. Biarlah cerita di atas menjadi kenangan tersendiri bagi saya di masa yang akan datang.

# Terima kasih sudah membaca posting "Satu Orang Tiga Panggilan"


Komentar

  1. kalau aku ada 2 panggilan Lia atau Lidya, tapi sejak nikah dan punya anak pangggilannya jadi nambah, ada mama pascal, maa alvin, sama nama suami

    BalasHapus
  2. Oh biasa dipanggil Lia juga to mbak? Kalo nama belakang jarang ada yang pake buat nama panggilan ya mbak.

    BalasHapus
  3. Oh biasa dipanggil Lia juga to mbak? Kalo nama belakang jarang ada yang pake buat nama panggilan ya mbak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.