Langsung ke konten utama

Hadiah dari Pak Isro Machfudin (Batavusqu)

Beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti acara sayembara Batavusqu. Para peserta diminta untuk membagikan cerita tentang pengalaman bersepeda yang dilakukan antara tahun 2009 s.d 2014. Saya pun tidak mau ketinggalan untuk membagikan pengalaman saya, yakni kenangan saat bersepeda dan susur pantai Februari 2009 lalu.



Alhamdulillah saat tiba waktu pengumuman, nama saya terpilih menjadi salah satu yang beruntung mendapatkan hadiah. Saya saat itu mendapat hadiah berupa pulsa senilai 20rb dan buku senilai 60rb yang bisa dipilih sendiri di toko online.

Saya pun mengirimkan nomor ponsel (M3) saya untuk pengiriman hadiah pulsa. Tidak sampai 30 menit pulsa sudah masuk ke nomor Hp saya. Namun ternyata beliau mengirimkan pulsa senilai 25rb. Saya pun mengirimkan konfirmasi jika terjadi kesalahan (kelebihan) pengiriman. Beliau pun menjawab bahwa pulsa yang 20rb untuk M3 tidak ada sehingga beliau kirim 25rb.

Kemudian, saya pun membuka sebuah toko online yakni bukabuku.com. Di sana saya memilih-milih buku yang akan saya infokan kepada Pak Isro M. Akhirnya pilihan saya jatuh ke sebuah buku yang berjudul "Jelajah Negeri Sendiri : Catatan perjalanan merawat nasionalisme" karya Kompasiana. Setelah itu saya langsung mengirimkan info buku yang saya pesan ke Pak Isro M, beserta nama dan alamat saya.

Selang beberapa hari, tanggal 02 Mei 2014 buku tersebut sudah sampai di alamat saya. Bapak yang mengirimkan buku sempat kebingungan mencari alamat saya dikarenakan terjadi kesalahan penulisan alamat. Harusnya tertulis Blok U8 ternyata tertulis Blok UB. Bapak kurir tersebut akhirnya SMS ke nomor saya menanyakan alamat saya. Kemudian saya balas.


Berikut ini foto bukunya
Jelajah Negeri Sendiri
Baru sempat saya baca sebagaian, namun menurut saya buku ini rekomended banget untuk dibaca.

Saya ucapkan terima kasih banyak untuk pak Isro M (Batavusqu) atas hadiah - hadiahnya semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Amieen

Komentar

  1. hadiahku juga udah sampai, aku pilih hadiah untuk alin aja bukunya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.