Langsung ke konten utama

Peringatan atau Vandalisme??

Beberapa hari yang lalu saya mampir untuk melaksanakan sholat di sebuah Masjid di Kranggan, Temanggung. Ketika menuju ke urinoir, saya melihat kotak amal yang terdapat coret - coretan.

Nah isi dari coretan tersebut intinya bahwa dia tidak setuju jika tempat kencing tersebut menghadap Ka'bah dan meminta kepada pengurus masjid untuk merubahnya.


Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar berikut ini.


Nah sebenarnya bagaimana sih hukum kencing menghadap ka'bah itu ? Apakah dilarang atau diperbolehkan?

Berdasarkan apa yang saya baca, bahwasanya memang ada larangan untuk buang air menghadap atau membelakangi ka'bah. Saya pernah baca ada hadist yang seperti itu. Namun keterangan selanjutnya menyebutkan bahwa hal itu berlaku jika dilakukan di tempat terbuka yang tidak ada penutupnya, contoh : di padang sahara, di lapangan, atau di tempat terbuka lainnya. Sedangkan kalau di tempat tertutup hal tersebut diperbolehkan.

Nah itu hanya pendapat saya saja, sesuai dengan apa yang saya pelajari dan saya ketahui. Mungkin ada sahabat lain yang mau berpendapat silahkan isi di kolom komentar.

Komentar

  1. ya Mas Jier.. sy pun memahaminya dibolehkan ketika itu ada penghalang nya, semisal kamar mandi gitu...

    BalasHapus
  2. sepertinya tidak maslaah ya aklau ada didalam suatu ruangan

    BalasHapus
  3. Sudah seharusnya membangun masjid memikirkan pula tata letak masjid yang benar dan memberikan kenyamanan. Letak dan tata letak toilet juga perkara yang sangat penting yang sebisa mungkin menghindari perkara-perkara yang mendatangkan polemik.
    Saya sangar merasa nyaman jika masuk ke masjid letak toiletnya agak jauh dari ruang sholat apalagi yang berada di lantai dasar dan terpisah dengan masjid. Bagaimanapun pipis dan BAB ada adab yang diajaarkan Rasululloh SAW

    BalasHapus
    Balasan
    1. Panitianya dan kita semua perlu belajar lebih lanjut lagi ya pak

      Hapus
  4. jawaban saya sama dengan mas Jier, setahu saya memang boleh aja karena tertutup, berarti yang corat-coret yang lebay, merusak tempat umum lagi, itu si pelaku vandal dijidatnya distempel aja... "kowe sing ra mikir!!" hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah ndak perlu emosi mas. Pendapat memang bisa beda - beda

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Daftar Pradana SMK Negeri 1 Salam

Pradana merupakan pemimpin sebuah Ambalan Penegak. Yang tugas adalah memimpin pengelolaan Dewan Ambalan dan mengkoordinasi kinerja Dewan Ambalan. Mengingat tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka seorang pradana dipilih dengan seksama sehingga mampu melakukan tugasnya dengan baik. Untuk mengetahui siapa saja pradana yang telah bertugas mulai dari masa Bhakti 2001/2002 maka bisa kita lihat video di atas. Berikut ini daftar pradana SMK Negeri 1 Salam mulai tahun 2001/2002 hingga sekarang.

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu

Andai Jalur Muntilan - Temanggung aktif kembali

Dalam lamunanku, aku membayangkan andaikata jalur kereta api Muntilan - Parakan masih aktif tentu aku bisa pergi ke rumah mertua dengan kereta api yang lebih aman dan tidak kebut-kebutan. Masih dalam lamunanku, aku membayangkan naik kereta dari Stasiun Muntilan, di sana sudah ada banyak penumpang yang berangkat dari Jogjakarta dan Tempel. Aku menyapa mereka dan memberikan senyuman hangat sambil m encari tempat duduk yang masih kosong. Tak lama berselang, kereta kembali berjalan melanjutkan perjalanannya. Berturut-turut kami melewati jembatan di Sungai Keji, Sungai Bangkong dan Sungai Pabelan. Setelah itu kereta kembali berhenti di Halte Pabelan.