Langsung ke konten utama

Surat Kaleng buat Amel : Keinginan


Bandung, 3 November 2011

Dear Amel,

Hai Amel apa kabarmu di sana? Semoga sehat wal afiat selalu

Tahu nggak mel dulu aku kira kamu merupakan penduduk asli kota-kota bau-bau yang berasal dari salah satu suku yang ada di sana. Maka aku pun sedikit terkejut ketika kamu mengirimkan alamat untuk pengiriman tali asih dariku. Ternyata kamu orang jawa tepatnya di jember.


Belakangan aku tahu ternyata kamu berada di Kota semerbak dalam rangka melakukan tugas negara. Yah sesuai kesepakatan yang telah kau sanggupi kamu memang telah bersedia untuk di tempatkan di mana saja di wilayah Indonesia. Sebagai konsekuensinya kamu rela ditempatkan di kota Bau-bau.

Tahu nggak mel, melihat kondisimu sekarang aku jadi teringat akan Ibu Rabiah. Tahu kan ibu rabiah itu siapa? Ya beliau merupakan seorang perawat yang rela ditempatkan untuk mengabdi di daerah Soka, perairan Laut Flores. Perawat yang biasa disebut dengan sebutan Suster Apung itu rela mengabdi untuk merawat penduduk yang ada di perairan Laut Flores dari satu pulau ke pulau yang lain. Dengan fasilitas seadanya beliau dengan sabar menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin. Pernah suatu ketika beliau “terpaksa” memberikan infus dengan cairan infus yang sudah agak kadaluarsa karena ketiadaan stok. Dengan berbekal keyakinan kepada yang Maha Kuasa alhamdulillah pasien tersebut sembuh.

Tidak hanya sampai segitu saja. Ku dengar kabar, dengan masa pengabdiannya yang lebih dari 20 tahun, ternyata beliau belum juga diangkat menjadi PNS. Tapi entah kalo sekarang, semoga kondisinya jauh lebih baik dibanding  beberapa tahun lalu ketika kulihat penampilannya di acara Talk Show: Kick Andy.

Bicara masalah penempatan kerja di daerah, aku juga pernah mempunyai keinginan yang sama. Ingin rasanya aku mengabdi kepada negara, ditempatkan di luar jawa. Tapi akung keinginan itu belum tercapai. Pernah juga aku ingin mengabdi kepada negara dengan mendaftar jadi anggota TNI AD, tapi sayang aku kembali gagal lagi. Sepertinya aku harus mengabdi kepada negara dengan jalur lain. Tidak harus dengan menjadi pegawai negeri tetapi jadi apapun yang penting bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Oh ya mel, ku dengar kamu punya keinginan untuk dimutasikan ke jakarta. Bukan keinginan yang buruk sih. Tapi menurutku sih kerja di kota besar itu nggak enak. Jangankan di Jakarta, saya yang di Bandung saja sudah merasakan beratnya menghadapi kemacetan dan polusi yang ada di kota ini, apa lagi dengan Jakarta. Belum lagi betapa panasnya kota itu, adanya ancaman banjir dan biaya hidup yang sangat tinggi di sana. Tapi aku tahu ada alasan lain yang membuatmu ingin sekali ke sana. Tentunya karena ada seseorang yang menunggumu di Kota Sejuta Pesona tersebut. Selain itu juga kamu pasti ingin melanjutkan studimu di sana.

Mel, apapun keputusanmu nanti semoga selalu diberikan yang terbaik oleh Yang Maha Kuasa. Tetaplah selalu memohon petunjuk dan kemudahan kepada-Nya. Kadang kala apa yang kita inginkan bukanlah apa yang kita butuhkan. Jika keinginan kita belum terkabul, tetaplah berserah diri dan berpositif thingking kepada Allah pasti Dia selalu memberikan yang terbaik bagi kita. 

Tulisan ini diikutkan Giveaway Suka-suka Dunia Pagi
Tertanda 

Mas Jier

Komentar

  1. waah asik, cara berceritanya beda. lebih menarik. cheers.

    BalasHapus
  2. ya, mengabdi pada negara nggak selalu harus jd PNS atau TNI... menjadi warga negara yg baik pun itu jauh lebih dr cukup...

    semoga menang ya Mas Jier..
    salam buat Amel.. ^_^

    BalasHapus
  3. waaah. makasih suratnya mas *terharu*
    yah, sebenarnya saya lebih senang penempatan di daerah, lebih tenang, tentram..
    tapi mau gimana lagi.. casu ada di ibukota sih..hehehe

    Makasih ya mas jier :D

    BalasHapus
  4. pengen jadi tentara tapi gak diterima ? hehehe, sy denger cerita ini malah dari si Mbah ..

    sukses dengan kontesnya ya ...

    BalasHapus
  5. Smoga menang mas jier.
    Suratnya menyentuh hati hikz

    BalasHapus
  6. Hihi semoga menang ya mas jier~ aku baru tau bu rabiah itu siapa :D :D

    BalasHapus
  7. nulis surat juga buat mb amel mas, biar ga penasaran lagi ya mas.. heheh

    bener mas, mengabdi kepada Negara tidak harus jadi PNS ataupun TNI, yang penting bisa bermanfaat buat masyarakat jg sama saja dg mengabdi kepada negara.

    sukses mas

    BalasHapus
  8. maaf nie btw sosok amel itu real story atau fiksi ya mas,,:)

    BalasHapus
  9. Salut banget sama petugas kesehatan yang BERSEDIA ditempatkan di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
    Mungkin terkendala usia, sehingga beliau tak bisa lagi otomatis diangkat jadi PNS :)

    BalasHapus
  10. iya hidup di kota besar ga enak ya macetnya itu ya masjier. semoga sukses ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu...

Kopdar Bareng Bu Bertiana

Kemarin saya kopdar bareng Bu Bertiana. Ini adalah kali kedua saya berkesempatan untuk bisa kopdar sama beliau. Bedanya kalau dulu saya cuma sendiri, kemarin saya ajak keluarga. Sebagaimana yang dulu, beliau orangnya selalu ramah, humoris dan tidak pelit berbagi ilmu. Beliau yang sudah pernah menjelahi berbagai negara (SG, HK, dsb) ini begitu banyak wawasan dan pengalaman. Ngobrol dengan beliau waktu 2,5 jam seakan tak terasa. Tahu - tahu udah jam 2 aja. Selain tidak pelit berbagi ilmu, beliau juga senang berbagi makanan. Waktu pulang saya dikasih 3 box makanan. Semuanya adalah produk makanan hasil olahan beliau sendiri. Ada peyek kacang, ada sumpia gurih dan sumpia pedas. Waktu saya memakanannya, rasanya sungguh endes. Gurih dan renyah. Cocok untuk camilan maupun dipadu dengan menu lain. Maka tak heran jika makanan tersebut dipesan oleh pembeli dari berbagai pulau di Indonesia. Baik Sumatra, Kalimantan maupun Jawa. Bagi yang ingin memesannya lewat m...

Salah Satu Bentuk Kebohongan

Tahun 2014 lalu, seorang tokoh berkata, "Mengatakan suatu kebenaran dengan menutupi sebagian kebenaran lain itu adalah termasuk kebohongan." Contoh : 1. Seorang pejabat desa dalam suatu pertemuan berkata, "Mulai bulan depan setiap penerima raskin akan menerima bantuan beras masing2 15 kg. Naik 5 kg dari yang sebelumnya 10 kg." Bulan berikutnya memang benar masing2 penerima mendapat jatah beras 15 kg. Tetapi ternyata jumlah penerimanya berkurang dari yang tadinya 100 orang hanya menjadi 70 orang. *Pernyataan pejabat desa tersebut adalah benar bahwa jumlah beras yang diterima 15 kg tetapi dia menutupi kebenaran lain yaitu jumlah penerimanya akan berkurang. 2. Contoh kedua yaitu yang sering dilakukan operator seluler di negara kita soal tarif telepon, sms, dan internet. Dalam iklannya terlihat tarifnya murah dan terjangkau tetapi ternyata ada yang tidak disampaikan soal Syarat dan Ketentuan yang berlaku.