Langsung ke konten utama

Alhamdulillah kini dia sudah besar dan bekerja

Saat kecil dulu keluarga saya pernah mengalami kejadian yang menyedihkan. Saat itu adik laki-laki saya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD, terjatuh bersama sepedanya ke dalam sungai dari sebuah jembatan setinggi 6 meter. 

Jembatan tersebut merupakan jembatan kali Keji yang berada di sebelah barat kampung saya. Adik saya mengalami patah kaki yang cukup parah di bagian tulang paha sebelah kanan. Saat itu dia jatuh di daerah sungai yang berbatu cadas. Kebetulan saat itu sedang musim kemarau sehingga airnya sungai pun agak surut sehingga ketinggian air di sekitar batu cadas tersebut hanya setinggi lutut.

Mengenai kronologis sehingga adik saya bisa jatuh ke air, saya kurang begitu mengerti. Posisi jembatan berada di sebuah turunan jalan, dan setelah jembatan tersebut merupakan tikungan ke arah kanan, sedangkan pada jembatan tidak ada pagar penghalang agar seseorang tidak jatuh ke sungai. Besar kemungkinan adik saya kehilangan keseimbangan saat menuruni jalan sehingga lurus masuk dan jatuh ke bawah jembatan. (bingung ya, soalnya nggak ada gambarnya sih)

Oke kita lanjut ceritanya

Saat kejadian tersebut saya sedang ada di rumah. Tiba-tiba saja saya kaget kok banyak orang yang datang ke rumah saya sambil membawa adik saya. Saya pun tahu ternyata adik saya jatuh ke sungai bersama sepedanya. Adik saya saat itu mengalami patah tulang paha sebelah kanan, orang-orang berinisiatif untuk melakukan pembidaian agar tidak terjadi pergeseran tulang. Pembidaian itu menggunakan pelepah pohon kapuk atau kapas.

Setelah itu, adik saya dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih lanjut. 5 hari pertama di rumah sakit orang tua saya tidak bisa tidur dengan tenang karena adik saya terus mengerang kesakitan. Saya merasa kasihan sekali melihat orang tua saya. Orang tua saya bergantian menjaga adi saya siang dan malam.

Alhamdulillah setelah 5 hari, adik saya sudah mulai tenang. Orang tua saya pun kini bisa lebih tenang saat menjaga adik saya. Saat itu merupakan hari-hari tes catur wulan, pada hari ke 15 hingga 22 di rumah sakit, adik saya mengerjakan tes catur wulan. Guru SD-nya mengantarkan naskah soal-soal tersebut untuk dikerjakan di sana. Alhamdulillah adik saya masih bisa mengerjakannya dengan lancar meski dengan posisi kaki kanan terikat.

Waktu terus berlalu, dan akhirnya pada hari ke 30 adik saya sudah diperbolehkan untuk pulang dan menjalani rawat jalan. Adik saya mulai membiasakan diri untuk berjalan kembali. Awalnya menggunakan tongkat untuk membantunya berdiri, dan setelah terbiasa yakni sekitar 20 hari setelahnya adik saya sudah bisa berjalan dengan normal tanpa menggunakan bantuan tongkat. Syukur alhamdulillah adik saya bisa pulih kembali.

Beberapa bulan kemudian saya sudah bisa kembali bermain bola dengannya. Namun ada satu hal yang berubah pada dirinya. Ternyata kini dia menjadi seorang yang berkaki kidal atau dengan kata lain kaki utama yang digunakan untuk menendang bola adalah kaki kiri. Sedangkan untuk tangan, masih normal menggunakan tangan kanan, baik untuk menulis maupun makan.

Beberapa tahun berlalu, alhamdulillah kini dia sudah besar, sudah bekerja, bisa mencari uang sendiri, bahkan sudah bisa beli motor sendiri. Jika mengingat kejadian saat itu, saya sudah sangat sangat bersyukur dengan pencapaiannya saat ini meskipun sederhana.

Berikut ini merupakan salah gambar saya bersama adik saya saat jalan-jalan di kota Bandung.
Saya dan adik

Syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat yang Engkau curahkan kepada kita semua. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang bersyukur.

Komentar

  1. Mirip kang, tapi lebih kekar adik anda kayaknya.. salam buat dia ya, jangan kebut-kebutan loh kalau bawa motor. jangan ampe kejadian masa kecil terulang lagi wis

    BalasHapus
  2. Kisah inspiratif, satu sikap yg tak kenal menyerah dgn keadaan :).

    BalasHapus
  3. Bila kita menginginkan kemenangan besar, kita memang harus bersedia untuk kalah besar

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah aych adiknya sekarang sudah kerja....dan bersyukur kejadian masa lalu tdk membuatnya trauma......

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah, saya turut bahagia Mas. Menurut saya, kalian mirip satu sama lain.

    BalasHapus
  6. saluut buat adiknya.. jg buatmu sob sebagai kakaknya..
    salam buat keluargamu ya...

    BalasHapus
  7. @Kang Lozz : Iya kang dia tinggi besar kang. Iya nanti tak sampein kang makasih ya

    @Mbak Tarry : makasih mbak

    @Majalah Masjid : Setuju mas

    BalasHapus
  8. @Mbak Nia : alhamdulillah mbak, bisa pulih kembali

    @Abi Sabila : Terima Kasih bi, emang mirip kayaknya bi.

    BalasHapus
  9. @Jhon Terro ; Makasih mas

    @Penghuni 60 : Terima kasih mas
    Salam juga buat anda sekeluarga

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tulis tanggapan, kritik, saran atau komentar anda.

Postingan populer dari blog ini

Hidup Itu Seperti Toples

Sebagaimana orang kuliah, orang menjalani hidup pun juga punya "Cara" masing  - masing. Ada yang kuliah dengan santuy yang penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai minimal C. Ada juga yang kuliah dengan belajar mati - matian. Mendalami ilmu dengan serius agar bisa bikin tesis yang mengguncang dunia. Atau agar setelah lulus bisa bikin terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Demikian pula orang dalam menjalani hidup.  Ada yang menjalani dengan hidup dengan harapan yang nggak muluk - muluk. Waktunya kerja ya kerja. Waktunya beribadah ya beribadah. Waktunya tidur ya tidur. Semua dijalani dengan senang hati. Yang terpenting bagi mereka adalah hidup nggak nyusahi orang tua, nggak ngrepoti pemerintah dan nggak jadi beban masyarakat. Tapi ada pula orang menjalani hidup dengan target. Harus bisa gini, gitu dan seperti itu. Semua penuh rencana dan target yang jelas. Mereka terus mengembangkan diri. Meskipun dah jadi artis, mereka tetap bikin bisnis. Sudah pu...

Olahraga di Club House Valencia

Sejak akhir November lalu saya mempunyai kegiatan baru di sore hari. Kegiatan tersebut adalah berolahraga di Club House Valencia. Jika ada waktu dan istri mengijinkan, maka sepulang kerja saya langsung menuju ke tempat tersebut untk berolahraga.

Kopdar Bareng Bu Bertiana

Kemarin saya kopdar bareng Bu Bertiana. Ini adalah kali kedua saya berkesempatan untuk bisa kopdar sama beliau. Bedanya kalau dulu saya cuma sendiri, kemarin saya ajak keluarga. Sebagaimana yang dulu, beliau orangnya selalu ramah, humoris dan tidak pelit berbagi ilmu. Beliau yang sudah pernah menjelahi berbagai negara (SG, HK, dsb) ini begitu banyak wawasan dan pengalaman. Ngobrol dengan beliau waktu 2,5 jam seakan tak terasa. Tahu - tahu udah jam 2 aja. Selain tidak pelit berbagi ilmu, beliau juga senang berbagi makanan. Waktu pulang saya dikasih 3 box makanan. Semuanya adalah produk makanan hasil olahan beliau sendiri. Ada peyek kacang, ada sumpia gurih dan sumpia pedas. Waktu saya memakanannya, rasanya sungguh endes. Gurih dan renyah. Cocok untuk camilan maupun dipadu dengan menu lain. Maka tak heran jika makanan tersebut dipesan oleh pembeli dari berbagai pulau di Indonesia. Baik Sumatra, Kalimantan maupun Jawa. Bagi yang ingin memesannya lewat m...